Perahu aluminum LCA digunakan untuk membersihkan sampah

Gus Yasin Ikut Bersihkan Sampah Kali Senged



REMBANG - Kali Senged di Desa Karangmangu, Kecamatan Sarang, Kabupaten Rembang, dalam beberapa pekan terakhir ramai diperbincangkan. Bukan lagi tentang keelokannnya. Tetapi karena tumpukan berbagai jenis sampah yang menumpuk dan menutup aliran air di sungai tersebut. 

Padahal dulu Kali Senged sempat menjadi primadona bagi warga sekitar, salah satunya Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen yang lahir di desa itu.

"Dulu sungai ini bersih. Kami sering mandi di sini, setelah main bola sore hari terus mandi di sungai. Saya senang waktu itu tidak ada media tetapi orang tua kita langsung mengajarkan kita kebersihan," kata Taj Yasin di sela memungut sampah di Kali Senged, Desa Karangmangu, Sarang, Rembang, bersama ratusan warga dan instansi terkait, Jumat (10/1/2019) pagi.

Keadaan Kali Senged dalam beberapa tahun terakhir sudah mengalami perubahan. Sungai bersih yang dulu dilihat setiap hari dipenuhi sampah. Parahnya lagi, hampir tiap tahun di daerah itu sering dilanda banjir akibat air sungai meluap hingga ke pemukiman warga.

Menurut Gus Yasin, sapaan akrab Taj Yasin, perubahan wajah Kali Senged itu juga dampak negatif dari pemakaian kantong plastik. Artinya, ketika sampah menumpuk di rumah kemudian dibuang.

"Saya berharap nanti kalau ke pasar kembali seperti dulu. Mbah-mbah dan ibu-ibu kita kalau ke pasar bawa tas sendiri, belanja secukupnya, buka tas dan masukkan ke tas sendiri setelah itu bawa pulang," tuturnya.

982 Kilogram

Dalam giat pungut sampah di Kali Senged itu, Gus Yasin turun langsung ke lokasi. Mulanya ia memungut sampah yang menumpuk di tepi sungai. Merasa tidak cukup, Gus Yasin bersama Camat Sarang Muttaqin kemudian menuju ke tengah sungai menggunakan perahu karet. Ia kemudian melanjutkan memungut berbagai jenis sampah satu persatu dan dimasukkan ke dalam karung.

Kegiatan yang berlangsung sekitar dua jam itu berhasil mengangkut 982 kilogram sampah dari Kali Senged. Rinciannya sebanyak 222 kilogram sampah organik dan 760 sampah anorganik.

"Hari ini kami bersama-sama membersihkan sampah. Ada dari warga, santri, LSM, Koramil, PSDA Jateng, DLHK Jateng, BPBD, bahkan dari KKN Undip . Semoga ini tidak berhenti hari ini saja tetapi bisa secara periodik, setiap hari dilakukan di sini," ujarnya.

Gus Yasin juga mengimbau kepada masyarakat agar tidak membuang sampah ke sungai. Masyarakat harus mulai menempatkan dan memilah sampah di rumah. Setelah itu akan ada bank sampah yang mengambil yang sudah dipilah tersebut.

"Saya berharap jika sampah bisa dikurangi, kalau normalisasi sudah dilaksanakan bisa menjadi wisata dan bisa menjadi sumber air bersih untuk masyarakat sekitar. 'Ning aku njaluk', masyarakat harus mulai budaya menempatkan sampah pada tempatnya," tandasnya.

Sementara itu menurut warga sekitar, Ahmad Kholid, kawasan di sekitar Kali Senged, khususnya Desa Karangmangu, sudah beberapa kali dilanda banjir akibat luapan air sungai. Luapan terparah sungai yang melalui sekitar delapan desa di Kecamatan Sarang itu sampai selutut orang dewasa atau kurang lebih 40 sentimeter. Tidak hanya itu, terjangan banjir juga sempat membuat jalan dan jembatan rusak parah.

"Tepatnya kapan saya kurang ingat, tapi dulu jalan sama jembatan sampai ada yang roboh. Kalau air yang masuk perkampungan sampai selutut," jelasnya.

Kholid menambahkan, sampah-sampah yang menumpuk di Kali Senged itu berasal dari sampah rumahan, baik warga di sekitar Desa Karangmangu maupun sampah kiriman dari desa di sekitar hulu-hilir Kali Senged.

"Untuk normalisasi dulu pernah ada dari kabupaten, terus soal sampah itu dulu juga sudah teratasi tetapi karena sudah tidak ada tempat untuk pembuangan akhir Jadi tukang yang ambil sampah purik (ngambek). Akhirnya sampah itu larinya ke sungai dan menjadikan aliran ke muara terhambat," paparnya.




https://humas.jatengprov.go.id/detail_berita_gubernur?id=3841

Subscribe to receive free email updates: