Asal-Asul Alas Kaki
Asal-Asul Alas Kaki : Sepatu Olahraga, dari Era Yunani Kuno Hingga ke Era Nike
Meneruskan perbincangan mengenai asal-usul alas kaki alias sepatu, kali ini Anda kami ajak untuk menelusuri sekelumit sejarah sports footwear alias sepatu olahraga. Dewasa ini, selain semakin fashionable, sepatu olahraga sudah mengalami perkembangan industri yang cukup signifikan, dimana Keberadaannya bisa dipersempit lagi menjadi spesifikasi tersendiri. Tidak secara rinci memang, karena nanti tulisan ringan ini akan berubah menjadi thesis.
Sepatu Olahraga, Bermula dari Running Shoes
Cikal-bakal sepatu olahraga dengan berbagai tipe, fungsi, jenis dan model ini, dimulai dari sepatu lari (running shoes) yang dulu masih berbentuk sandal. Hal ini tidak bisa dipisahkan dari even olimpiade. Adalah bangsa Yunani yang pertama kali memperkenalkan even olahraga akbar ini, dimana saat itu lomba lari merupakan olahraga satu-satunya yang diperlombakan. Dengan berjalannya waktu, even-even berbeda mulai ditambahkan, antara lain wrestling dan pentathlon. Yang menarik, para atlet lari dahulu kerap tampil telanjang bulat, kecuali pada masa-masa awal perlombaan, di mana mereka masih menggunakan semacam cawat terbuat dari kulit.
Dalam lomba lari, para atlet biasa berlari dengan bertelanjang kaki. Seiring dengan meluasnya kerajaan Yunani, banyak atlet yang berasal dari iklim yang lebih dingin mulai mengenakan sandal. Pada mulanya, penonton dan atlet lain memandang hal ini sebagai suatu hal baru dan wujud dari patriotisme, sebelum sejumlah dari atlet bersandal tadi keluar sebagai pemenang. Penggunaan sandal mulai dipandang sebagai suatu kecurangan. Ketika ditemukan bahwa bagian sol dari sandal meningkatkan daya tarik dengan tanah dan mendorong kaki depan dengan efisiensi yang lebih baik, mulai banyak atlet mengadopsi peggunaan sandal model ini.
Saat itu, penggunaan sandal yang mampu "menyelamatkan" kaki dari luka ketika menempuh jalan yang berbatu, tetap tidak maksimal, karena bagian pergelangan kaki masih terbuka. Selain itu, model sandal masih tidak stabil dan kurang nyaman digunakan. Karena itu, pengembangan dilakukan, antara lain dengan menambahkan paku metal untuk menahan sepatu lebih lama.
Sejak itu, penemuan-penemuan baru untuk semakin menyempurnakan sepatu olahraga, mulai bermunculan. Dengan munculnya extreme sport seperti rafting, muncul model sepatu olahraga yang dianggap tidak mudah "meninggalkan" kaki, dipopulerkan pertama kali oleh seorang pecinta olahraga bernama Mark Tatcher. Sandal ini bermodel heel strap ini dinamakan "Teva", bersifat melekat di kaki dalam keadaan apapun. Adalah Nike, Reebok dan Timberland yang mengembangkan lebih lanjut eksistensi sandal model ini.
Sepatu olahraga yang dinamakan "Chuck" disahkah pertama kali oleh Chuck Taylor dan Converse All Star, yang pada 1936 didadopsi oleh US BAsketball Team sebagai official shoes. Pada abad ke-18, muncul apa yang dinamakan sepatu model "Spike", mempopulerkan sifat lightweight yang lebih meningkatkan daya tarik kaki ke tanah. Tahun 1832, Wait Webster mempatenkan proses di mana sol karet dapat dimanfaatkan untuk sepatu olahraga dan boots. Pada 1860, sepatu criquet mulai dipasarkan dengan model canvas upper fastened. Setelah model sepatu ini, muncullah model yang kemudian disebut dengan nama "Sneakers", dipopulerkan di Amerika pada 1917 di bawah nama "Keds", yang dulu sering dimanfaatkan untuk bermain tennis. Adolf Dassler, yang disebut sebagai "Bapak Sepatu Lari Modern", menemukan Adidas (1948) dengan model sepatu "Puma"-nya. Pada Olimpiade 1950 di Berlin, penggunaan kaos kaki mulai melengkapi penggunaan sepatu olahraga yang dikenakan para atlet pada waktu itu.
Nike Shoes, The Brand Leader
Nike dianggap sebagai brand leader dalam hal sepatu olahraga. Reputasinya ini meluas sebagai penyedia produk olahraga, mulai dari baju, tas, kaos kaki, topi, sepatu dan lain-lain. Perusahaan ini menjual sepatu olahraga mereka di US dan luar negeri, dan memiliki 700 pabrik dikontrak di Indonesia, Vietnam dan China. Dalam sejumlah pemunculan awalnya, Nike mengambil langkah agresif dengan merekrut sejumlah atlet top untuk mengenakan produk-produknya. Pada 1973, track athlete Steve Profontane menjadi orang pertama yang memakai Nike sebagai outfit resminya, dari baju hingga sepatu. Langkahnya ini diikuti oleh Jon Anderson dan petenis Ilie Nastase, juga Jimmy COnnors yang memenangkan Wimbledon dan US Terbuka (ia mengenakan sepatu tenis Nike). Pada 1984, Nike merekrut Michael Jordan seharga $2.5 juta dan Air Jordan dilahirkan.
Pada perkembangannya, mulai muncul kompetitornya yang tidak bisa dianggap enteng, seperti Reebok, Adidas dan Converse All Star. Reebok, sebut saja, melihat pasar potensial dan mulai membuat sneaker dalam material yang lebih lembut dan berwarna-warna, yang cocok untuk selera wanita. (Put/ berbagai sumber)
Sumber: CBN
Meneruskan perbincangan mengenai asal-usul alas kaki alias sepatu, kali ini Anda kami ajak untuk menelusuri sekelumit sejarah sports footwear alias sepatu olahraga. Dewasa ini, selain semakin fashionable, sepatu olahraga sudah mengalami perkembangan industri yang cukup signifikan, dimana Keberadaannya bisa dipersempit lagi menjadi spesifikasi tersendiri. Tidak secara rinci memang, karena nanti tulisan ringan ini akan berubah menjadi thesis.
Sepatu Olahraga, Bermula dari Running Shoes
Cikal-bakal sepatu olahraga dengan berbagai tipe, fungsi, jenis dan model ini, dimulai dari sepatu lari (running shoes) yang dulu masih berbentuk sandal. Hal ini tidak bisa dipisahkan dari even olimpiade. Adalah bangsa Yunani yang pertama kali memperkenalkan even olahraga akbar ini, dimana saat itu lomba lari merupakan olahraga satu-satunya yang diperlombakan. Dengan berjalannya waktu, even-even berbeda mulai ditambahkan, antara lain wrestling dan pentathlon. Yang menarik, para atlet lari dahulu kerap tampil telanjang bulat, kecuali pada masa-masa awal perlombaan, di mana mereka masih menggunakan semacam cawat terbuat dari kulit.
Dalam lomba lari, para atlet biasa berlari dengan bertelanjang kaki. Seiring dengan meluasnya kerajaan Yunani, banyak atlet yang berasal dari iklim yang lebih dingin mulai mengenakan sandal. Pada mulanya, penonton dan atlet lain memandang hal ini sebagai suatu hal baru dan wujud dari patriotisme, sebelum sejumlah dari atlet bersandal tadi keluar sebagai pemenang. Penggunaan sandal mulai dipandang sebagai suatu kecurangan. Ketika ditemukan bahwa bagian sol dari sandal meningkatkan daya tarik dengan tanah dan mendorong kaki depan dengan efisiensi yang lebih baik, mulai banyak atlet mengadopsi peggunaan sandal model ini.
Saat itu, penggunaan sandal yang mampu "menyelamatkan" kaki dari luka ketika menempuh jalan yang berbatu, tetap tidak maksimal, karena bagian pergelangan kaki masih terbuka. Selain itu, model sandal masih tidak stabil dan kurang nyaman digunakan. Karena itu, pengembangan dilakukan, antara lain dengan menambahkan paku metal untuk menahan sepatu lebih lama.
Sejak itu, penemuan-penemuan baru untuk semakin menyempurnakan sepatu olahraga, mulai bermunculan. Dengan munculnya extreme sport seperti rafting, muncul model sepatu olahraga yang dianggap tidak mudah "meninggalkan" kaki, dipopulerkan pertama kali oleh seorang pecinta olahraga bernama Mark Tatcher. Sandal ini bermodel heel strap ini dinamakan "Teva", bersifat melekat di kaki dalam keadaan apapun. Adalah Nike, Reebok dan Timberland yang mengembangkan lebih lanjut eksistensi sandal model ini.
Sepatu olahraga yang dinamakan "Chuck" disahkah pertama kali oleh Chuck Taylor dan Converse All Star, yang pada 1936 didadopsi oleh US BAsketball Team sebagai official shoes. Pada abad ke-18, muncul apa yang dinamakan sepatu model "Spike", mempopulerkan sifat lightweight yang lebih meningkatkan daya tarik kaki ke tanah. Tahun 1832, Wait Webster mempatenkan proses di mana sol karet dapat dimanfaatkan untuk sepatu olahraga dan boots. Pada 1860, sepatu criquet mulai dipasarkan dengan model canvas upper fastened. Setelah model sepatu ini, muncullah model yang kemudian disebut dengan nama "Sneakers", dipopulerkan di Amerika pada 1917 di bawah nama "Keds", yang dulu sering dimanfaatkan untuk bermain tennis. Adolf Dassler, yang disebut sebagai "Bapak Sepatu Lari Modern", menemukan Adidas (1948) dengan model sepatu "Puma"-nya. Pada Olimpiade 1950 di Berlin, penggunaan kaos kaki mulai melengkapi penggunaan sepatu olahraga yang dikenakan para atlet pada waktu itu.
Nike Shoes, The Brand Leader
Nike dianggap sebagai brand leader dalam hal sepatu olahraga. Reputasinya ini meluas sebagai penyedia produk olahraga, mulai dari baju, tas, kaos kaki, topi, sepatu dan lain-lain. Perusahaan ini menjual sepatu olahraga mereka di US dan luar negeri, dan memiliki 700 pabrik dikontrak di Indonesia, Vietnam dan China. Dalam sejumlah pemunculan awalnya, Nike mengambil langkah agresif dengan merekrut sejumlah atlet top untuk mengenakan produk-produknya. Pada 1973, track athlete Steve Profontane menjadi orang pertama yang memakai Nike sebagai outfit resminya, dari baju hingga sepatu. Langkahnya ini diikuti oleh Jon Anderson dan petenis Ilie Nastase, juga Jimmy COnnors yang memenangkan Wimbledon dan US Terbuka (ia mengenakan sepatu tenis Nike). Pada 1984, Nike merekrut Michael Jordan seharga $2.5 juta dan Air Jordan dilahirkan.
Pada perkembangannya, mulai muncul kompetitornya yang tidak bisa dianggap enteng, seperti Reebok, Adidas dan Converse All Star. Reebok, sebut saja, melihat pasar potensial dan mulai membuat sneaker dalam material yang lebih lembut dan berwarna-warna, yang cocok untuk selera wanita. (Put/ berbagai sumber)
Sumber: CBN